Palembayan, Silungkang, Lubuk Basung | Di tengah kerusakan besar akibat galodo yang menerjang kawasan hulu Sungai Alahan Anggang, FDIK Peduli kembali mencatat perjalanan kemanusiaan yang tidak mudah. Hulu sungai yang dulunya hanya selebar 8–10 meter kini berubah menjadi ladang batu selebar 50–80 meter, meratakan irigasi, menghancurkan akses warga, dan memutus jembatan yang menjadi nadi ekonomi Nagari Tigo Koto Silungkang.
Namun di balik kerusakan fisik, tersimpan cerita trauma mendalam dari warga yang menyaksikan bencana itu secara langsung.
Dalam kunjungan FDIK Peduli ke titik hulu Alahan Anggang, warga menceritakan bahwa saat peristiwa terjadi, dentuman keras terdengar berulang kali, disertai getaran tanah yang membuat warga ketakutan dan berlarian menyelamatkan diri. Bahkan ketika helikopter bantuan datang mengirimkan logistik, sebagian warga sempat mengira itu adalah suara galodo susulan yang turun dari hulu.
“Kami mendengar suara keras seperti gunung runtuh. Tanah bergetar, air bercampur batu datang dengan kecepatan tinggi. Sampai sekarang, kalau dengar suara keras sedikit saja, tubuh rasanya gemetar,” ungkap warga kepada tim FDIK Peduli.
Trauma ini masih sangat terasa terutama bagi warga yang berada tepat di aliran hulu galodo yang menghabiskan Kecamatan Palembayan.
Dalam aksi kemanusiaan kali ini, FDIK Peduli menyalurkan bantuan ke 8 dapur umum di Nagari Tigo Koto Silungkang serta 1 titik kepada siswa-siswi SMK Negeri 2 Lubuk Basung yang orang tuanya terdampak banjir di sekitar PT AMP wilayah yang hingga kini tidak mendapatkan perhatian dari perusahaan dan pemerintah.
Delapan Dapur Umum di Nagari Tigo Koto Silungkang:
1. Baluka Panjang – Jorong Gumarang I
2. Bok Simpang Limo – Alahan Anggang, Jorong Gumarang II
3. Lapangan Bola Kaki – Alahan Anggang, Jorong Gumarang II
4. Anak Aia Munti – Alahan Anggang, Jorong Gumarang II
5. Simpang Tigo Rumah Ni Har – Alahan Anggang, Jorong Gumarang II
6. Rumah Tek Suri (arah Postur) – Alahan Anggang, Jorong Gumarang II
7. Mushalla Al-Jihad – Alahan Anggang, Jorong Gumarang II
8. Masin Tangah – Alahan Anggang, Jorong Gumarang II
Satu Titik khusus:
9. Siswa-siswi SMK Negeri 2 Lubuk Basung
yang orang tuanya terdampak banjir di sekitar PT AMP tanpa perhatian pihak berwenang.
Meski rumah-rumah warga tidak hancur seperti daerah lain, kerugian terbesar justru pada akses ekonomi.
Putusnya jembatan utama akibat galodo dari hulu membuat masyarakat terisolasi:
– membawa hasil pertanian
– pergi bekerja
– distribusi sembako
– dan aktivitas ekonomi harian lainnya.
Akibat jembatan yang putus ini, masyarakat terisolasi secara ekonomi, membuat keberadaan dapur umum menjadi kebutuhan mendesak. Inilah dasar mengapa FDIK Peduli memilih Silungkang sebagai prioritas.
Kerusakan ini tidak terlihat oleh kamera, namun sangat terasa oleh masyarakat.
Tim FDIK Peduli berjalan dari jalan bebatuan sisa galodo, menembus daerah yang tidak memiliki sinyal dan listrik, hingga sampai pada titik yang belum pernah didatangi pihak mana pun.
Aksi ini menunjukkan satu hal:
FDIK Peduli hadir bukan karena sorotan, tetapi karena kebutuhan masyarakat.
Gubernur FDIK Arif Al-Hafiz menyampaikan apresiasi mendalam.
“Saya berterima kasih kepada seluruh mahasiswa FDIK yang turun langsung. Kalian hadir di titik yang tidak tersorot kamera dan tidak dijangkau pemerintah. Aksi seperti inilah yang menjaga harapan masyarakat tetap hidup.”
Kehadiran FDIK Peduli bukan sekadar dokumentasi bantuan. Ini adalah bukti bahwa kepedulian tidak harus menunggu perintah, tidak harus menunggu sorotan media, dan tidak harus menunggu viral terlebih dahulu.
Trauma warga masih terasa, tdan suara galodo masih membekas di ingatan. Namun kehadiran FDIK Peduli menjadi bukti bahwa masyarakat tidak sendiri.
Semoga Palembayan cepat pulih.
Semoga Silungkang bangkit.
Semoga semua yang hilang diganti dengan kekuatan baru.
TIM









